Batik adalah sesuatu yang dekat dengan hati semua orang Indonesia. Kain tradisional ini terlihat menonjol dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, dari acara kantor sampai pernikahan dan acara resmi lainnya. Sayangnya, meskipun kain batik mendapat tempat yang menonjol dalam dunia pekerjaan dan kehidupan sosial Indonesia, banyak pembuat batik tradisional berjuang keras mencari nafkah. Seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah lain (UMKM) di Indonesia, banyak pembuat batik yang terjebak dalam siklus utang yang selalu meningkat karena ketergantungan pada rentenir untuk kredit dalam menjalankan usaha. Akibatnya, mereka terpaksa hidup dengan pendapatan sedikit dan peluang kecil untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Bagi Viesda Pithaloka dan Aprilia Ambarwati, peneliti dari lembaga penelitian AKATIGA yang berkedudukan Bandung, kesulitan yang dihadapi oleh UMKM dalam memperoleh kredit dengan bunga yang wajar dapat dan harus ditangani melalui penyesuaian kebijakan pemerintah. UMKM menyerap 97% dari tenaga kerja Indonesia. Kurangnya akses untuk mendapatkan kredit membatasi peluang sejauhmana UKM dapat mengangkat masyarakat keluar dari jurang kemiskinan dan meningkatkan standar hidup.
"UMKM di Indonesia memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Tapi berdasarkan penelitian AKATIGA, kebijakan yang ada belum mampu memberikan dukungan yang diperlukan UMKM agar bisa menjalankan fungsi pentingnya. Dengan latar ini, AKATIGA memilih melakukan action research (riset aksi) yang berfokus pada rantai perdagangan untuk mengidentifikasi kebijakan yang paling tepat dalam mendorong pengembangan UMKM, "kata Viesda.
Viesda dan Aprilia baru-baru ini memiliki kesempatan mengembangkan ide-ide mereka untuk penelitian ini selama Klinik dan Lokakarya Desain Penelitian yang diselenggarakan oleh Knowledge Sector Initiative di Bogor pada 13-17 April 2015. Para peneliti dari 16 organisasi mitra KSI yang ikut serta dipasangkan dengan akademisi senior dari Australian National University atau Universitas Melbourne yang membantu dalam pengembangan proposal penelitian mereka.
Bagi Viesda dan Aprilia, membahas proposal penelitian dengan rekan ahli dan lainnya sepanjang minggu membantu mereka untuk mempertajam fokus pertanyaan penelitian dan mengembangkan pendekatan dalam melaksanakan penelitian. Lokakarya ini juga memperdalam pemahaman mereka tentang strategi menulis proposal penelitian yang baik dan diharapkan dapat menarik perhatian penyandang dana potensial.
"Dalam sesi-sesi klinik, kami didorong untuk langsung mengaplikasikan ilmu yang kami pelajari dari lokakarya," tambah Aprilia.
Setelah acara selama seminggu di Bogor, semua peserta sepakat untuk menyempurnakan dan mengembangkan proposal mereka lebih lanjut dengan rekan-rekan yang telah ditugaskan untuk terus memberi dukungan jarak jauh melalui email. Pada 20 Mei 2015, Viesda dan Aprilia akan datang bersama-sama dengan 30 peneliti lainnya yang ikut serta mempresentasikan proposal penelitian mereka satu sama lain dan mendiskusikan rencana untuk melaksanakan penelitian tersebut.
KSI mengharapkan untuk mendanai ke 16 proyek yang muncul dari Klinik dan Lokakarya Desain Penelitian, sebagai bagian dari pendanaan inti yang diberikan kepada 16 organisasi mitra, seperti yang tercantum di bawah ini.
Baca juga Penelitian Kebijakan Berkualitas Berawal dari Desain yang Baik.
Proposal lengkap 16 mitra penelitian adalah:
Organisation/Research Teams / Working Titles
CSIS
Iis Gindarsah & Tobias Basuki
Criminalising Social Interaction in Cyberspace: Assessing the impact of Cyber Law in Indonesia
PUSAD Paramadina
Irsyad Rafsad & Husni Mubarok
Measuring Religious Freedom in Indonesia
AKATIGA
Viesda Pithaloka & Aprilia Ambarwati
Mikrokredit dan Pengembangan UMKM di Indonesia (Microcredit and the Development of SMEs in Indonesia)
PPH Atma Jaya
Kekek Apriana & Laura Milette
Government Funding for CSOs operating HIV/AIDS programs: How to Achieve Program Sustainability
PKMK UGM
Nandyan Nurlaksana Wilasto & Anwar Dwi Cahyono
Towards Sound Policy Development for The Introduction of New Vector Control Technology for Dengue In Indonesia
PPIM UIN
Rangga Eka Saputra & Dirga Maulana
Pendidikan Agama dan Transmisi Radikalisme di Indonesia (Religious Education and the Transmission of Radicalism in Indonesia)
Article 33
Rita Kartika & Arsyi Rahman
KPH Di Antara Dua Jalan: Studi kasus praktek KPH di tiga daerah (Aceh, Yogya dan Berau), (Forest Management Units [KPH] Between Two Paths: A case study of three KPH practice areas: Aceh, Yogyakarta and Berau
Puskapol UI
Mia Novitasari & Julia Ikasarana
Gender Discriminative Regulations and Women’s Career Advancement in the Civil Service
PSHK
Estu Dyah & Miko Susanto Ginting
Overcrowded Prisons: How Does Judicial Discretion Contribute?
Sajogyo Institute
Egi Hendrawan & Amir Mahmod
Proses dan Konflik Pembebasan Tanah di Indonesia: Studi Kasus di Lebak Selatan Banten (Process and Conflict in Land Acquisition in Indonesia: A Case Study from South Lebak Banten)
ELSAM
Miftah Fadhli & Purnama Ayu Rizky
What Do Indonesians Say? Understanding Privacy in Indonesia
SMERU
Dinar Prasetyo & Ana Rosidha Tamyis
Water and Sanitation Programs in Indonesia: What are the key factors that change mindset and behavior?
Seknas Fitra
Widya Kartika & Yenti Nurhidayat
Integrating Planning and Budgeting Processes in Indonesia
SurveyMETER
Dani Alfah & Fita Herawaty
Studi Kesehatan Reproduksi Remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta: Kebijakan antara remaja sekolah, luar sekolah dan difabel (Studies of adolescent reproductive health in a privileged area of Yogyakarta: Policies for adolescents in school, out of school and the disabled)
IRE
Sunaryo Hadi Wibowo &Dina Mariana
Penguatan Demokrasi melalui Musyawarah Desa sebagai Arena Baru dalam Pengambilan Keputusan Strategis Pasca Lahirnya UU Desa (Strengthening Democracy through Village Consultations: a New Arena of Strategic Decision Making Following the birth of the Village Law)
KPPOD
Boedi Rheza & M. Iqbal Damanik
Fostering Local Economic Growth: An Updated Local Government Performance Index