Kebanyakan peneliti merasa hampir semua subjek riset telah dikaji. Namun permintaan untuk mengirim proposal penelitian terus bergulir. Apakah mereka harus terus menggali topik baru? Apa yang menjamin proposal mereka akan diterima? Apakah perbedaan antara ‘pendekatan’ dan ‘metodologi’?
Komentar-komentar ini disampaikan oleh perwakilan dari lima lembaga penelitian mitra KSI di Jakarta Pusat dalam kegiatan seminar menulis proposal penelitian pada 17 September 2014 yang difasilitasi oleh Senior Advisor Knowledge Sector Initiative (KSI) Dr. Ben Hillman.
Seminar yang berlangsung empat jam ini diawali dengan diskusi mengenai pentingnya membuat pertanyaan penelitian yang jelas dan fokus. Pertanyaan penelitian yang tidak pasti atau tidak jelas biasanya “mematikan” potensi proposal penelitian di tahap awal. “Para peneliti biasanya ingin mengajukan pertanyaan yang besar atau luas. Sayangnya pertanyaan serupa ini tidak mungkin dibahas dalam satu proyek penelitian. Proposal penelitian yang terbukti sukses justru seringkali memuat pertanyaan yang lebih mengerucut, yang mudah dijawab sesuai jangka waktu dan ketersediaan anggaran,” saran Dr. Hillman. “Pertanyaan yang mengerucut berkontribusi untuk memahami isu yang lebih besar. Hal ini menjadi penting karena proposal penelitian harus mampu menunjukkan bagaimana penelitian yang akan dilakukan turut andil memperkaya pokok pengetahuan yang lebih luas.”
Selain itu, proposal penelitian juga diharapkan menawarkan sesuatu yang baru. Namun demikian originalitas bisa datang dalam berbagai bentuk dam format. “Setiap penelitian diharapkan membawa informasi atau perspektif baru terhadap sebuah subjek yang sudah sering dibahas. Pendekatan atau metodologi baru juga berkontribusi pada originalitas,” tambah Dr Hillman.
Mencari dana penelitian merupakan tantangan bagi banyak peneliti Indonesia. Untuk mengatasinya, Dr Hillman memberikan beberapa tips. Peneliti dianjurkan untuk mengirim proposal kepada pihak yang berpotensi sebagai penyandang dana serta mencoba membuat janji pertemuan untuk membahas ide penelitian. Ketika mendaftar untuk hibah, peneliti juga diharapkan membaca panduan pendanaan dengan hati-hati dan menjawab langsung kriteria yang ditetapkan. Jika proposal penelitian ditolak, maka peneliti bisa menanyakan alasan dan masukan untuk upaya perbaikan mereka berikutnya.
“Seminar penulisan proposal penelitian ini bermanfaat; topik pembahasannya spesifik sesuai kebutuhan kami dan dipresentasikan dalam format kelas sehingga efektif. Seluruh tim kami ikut berpartisipasi dalam seminar ini,” kata Iqbal Damanik, peneliti dari Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), salah satu mitra KSI.
Seminar menulis proposal penelitian ini akan diadakan di lokasi yang berbeda untuk mitra KSI di wilayah selatan Jakarta dan Yogyakarta. KSI juga akan memberikan masukan teknis untuk proposal penelitian bagi mitra-mitra yang tengah mengembangkan proposal baru.