Road to IDF 2019: Menjaring Gagasan dan Inoviasi di Batam & Semarang

Sebagai rangkaian pelaksanaan Indonesia Development Forum (IDF) 2019, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan kegiatan Road to IDF 2019 yang bertujuan untuk menjaring ide dan gagasan terkait tantangan pembangunan Indonesia, utamanya dalam kerangka tema IDF 2019 “Mission Possible: Memanfaatkan Peluang dalam Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif.”

Road to IDF 2019: Menjaring Gagasan dan Inoviasi di Batam & Semarang

Sebagai rangkaian pelaksanaan Indonesia Development Forum (IDF) 2019, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan kegiatan Road to IDF 2019 yang bertujuan untuk menjaring ide dan gagasan terkait tantangan pembangunan Indonesia, utamanya dalam kerangka tema IDF 2019 Mission Possible: Memanfaatkan Peluang dalam Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif.” 


Batam: Pendidikan Vokasi, Potensi Digital dan Perdagangan  

Diskusi publik pertama dimulai di Batam pada 21 Februari 2019 yang ini dibuka oleh Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kewilayahan Kementerian PPN/Bappenas Oktorialdi. “Batam memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi pusat usaha start up digital masa depan, sesuai dengan inisiatif pemerintah Making Indonesia 4.0. Untuk sampai ke sana, penting bagi kita untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi melalu penciptaan iklim investasi yang kondusif dan inklusif, guna mendukung lebih banyak lagi penciptaan lapangan pekerjaan. Yang lebih utama adalah meningkatkan SDM yang kuat, agar dapat terus bersaing di tingkat nasional maupun global,” jelas beliau.

Batam yang letaknya berada di jalur pelayaran internasional membuat kota ini tumbuh menjadi kota investasi dan perdagangan. Penanaman modal tak hanya dilakukan oleh investor tanah air tetapi juga dari mancanegara sepeti Tiongkok, India, Malaysia, Korea Selatan, Hongkong, Afrika Selatan, Bangladesh dan Belanda. Industri baru tumbuh seiring masuknya aliran investasi. Menurut Bisnis.com, nilai investasi Kepri –yang sebagian besar ada di Batam-- pada tahun 2018 diperkirakan mencapai Rp69,59 trilun atau tumbuh 8,63 persen dibanding tahun 2017. Melambungnya investasi ini salah satunya berkat kemudahan izin melalui Mal Pelayanan Publik (MPP) yang berada di Gedung Sumatera Convention Center.

Diskusi publik di Batam ini melibatkan lebih dari 60 peserta yang hadir dari Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, perguruan tinggi, mitra pembangunan serta media. Para peserta turut membahas tiga subtema pilihan, yaitu: (1) reformasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasi (TVET) untuk pekerjaan masa depan, (2) perbaikan iklim investasi untuk penciptaan lapangan kerja, serta (3) pembinaan para pelaku usaha sosial. Subtema ini dipilih terutama mengingat posisi strategis Kota Batam sebagai salah satu jantung industri manufaktur di Indonesia.

Hadir beberapa narasumber lainnya, yaitu: (1) Kepala Bidang Litbang, Perencanaan Program, Evaluasi dan Pelaporan Bapelitbangda Kota Batam Tri Wahyu Rubianto; (2) Manager Administration and General Affair Batamindo Investment Cakrawala Tjaw Hioeng, (3) Direktur Politeknik Negeri Batam Priyono Eko Sanyoto; dan (4) Founder Cinderella From Indonesia Center Lusia Kiroyan.

Selengkapnya dapat dibaca melalui : Bappenas  dan Indonesia Development Forum 2019


Semarang : Kualitas dan Produktivitas Sumber Daya Manusia

Road to IDF juga mengunjungi kota Semarang pada 21 Maret 2019. Semarang dilihat sebagai pusat bisnis yang prospektif di wilayah Jawa Tengah yang harus terus meningkatkan kualitas dan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Kami sepakat bahwa pendidikan adalah salah satu amunisi utama untuk mempersiapkan para pekerja masa depan, utamanya menghadapi revolusi industri 4.0. Reformasi sistem pendidikan vokasi dalam hal pengembangan SDM perlu dijadikan salah satu prioritas utama”, kata Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kewilayahan Kementerian PPN/Bappenas Oktorialdi pada sambutan pembukaanya.

Pemerintah Jawa Tengah fokus pada pelatihan kerja dan sertifikasi profesi untuk mengatasi pengangguran terbuka. Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) Jawa Tengah berupaya memastikan keberadaan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di Jateng semakin lengkap sehingga mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Secara keseluruhan, Pemprov Jawa Tengah lebih menyasar ke industri padat karya. Selain garmen, industri lain yang membutuhkan banyak tenaga kerja adalah funitur.

Diskusi publik di Semarang ini melibatkan lebih dari 100 peserta yang hadir. Tidak hanya undangan dari Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, perguruan tinggi, dan mitra pembangunan tetapi juga antusias dari publik yang juga berkontribusi pada diskusi di Semarang.

Dipandu fasilitator, para peserta membahas empat subtema pilihan, yaitu: (1) percepatan transformasi struktural, (2) reformasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasi (TVET) untuk pekerjaan masa depan, (3) penciptaan peluang kerja yang inklusif; dan (4) pembinaan para pelaku usaha sosial. Keempat subtema ini dipilih terutama mengingat begitu pesatnya perkembangan dunia pendidikan dan, pada saat yang sama, aktivitas ekonomi di Semarang dalam satu dekade terakhir.

Hadir beberapa narasumber untuk membahas keempat subtema tersebut, yaitu: (1) Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Eka Chandra Buana; (2) Guru Besar Universitas Semarang Prof. Dr. Ir. Kesi Widjajanti; (3) General Manager PT Sandang Asia Maju Abadi Dedi Mulyadi; (4) Ketua Komunitas Mata Air NgadipuroImam Abdul Rofiq; (5) Ketua Badan Koordinasi Sertifikasi Kompetensi (BKSP) Provinsi Jawa Tengah Hertoto Basuki; (6) Team Leader Ready-to-Work Accelerator Program (RWAP) Toto Purwanto; dan (7) Senior Advisor SED-TVET Project GIZ Rudy Djumali

Selengkapnya dapat dibaca melalui : Indonesia Development Forum 2019

IDF merupakan forum tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas dengan dukungan Pemerintah Australia, melalui Knowledge Sector Initiative (KSI).

Topik : indonesiadevelopmentforumidf

  • Bagikan: