(Only in Bahasa Indonesia)
Ilmu ekonomi tradisional menggambarkan manusia sebagai makhluk rasional yang akan mengambil keputusan berdasarkan apa yang akan membahagiakan atau membawa 'utilitas' terbesar bagi mereka, seperti Spock. Namun, ilmu ekonomi perilaku menunjukkan bahwa manusia lebih seperti Homer Simpsons: kita mengambil keputusan dengan menggunakan 'irasionalitas' yang dapat diprediksi. Dalam beberapa dekade belakangan, ilmu yang dipelopori antara lain oleh Daniel Kahneman dan Richard Thaler ini semakin menunjukkan pentingnya memasukan faktor psikologi dan penelitian berbasis eksperimen untuk lebih memahami perilaku manusia. Dalam episode ini, F&S mengundang tiga tamu sekaligus: (1) Emilia Safira, untuk membahas tentang bagaimana manusia menilai risiko, (2) Dilla Amran, Staf Deputi Komunikasi Publik Kantor Staf Presiden, yang akan mengupas kisah balik layar tentang strategi komunikasi pemerintah selama pandemi, dan (3) Alanda Kariza, peneliti ekonomi perilaku yang memberikan perspektif akademisi tentang pemanfaatan bukti dari disiplin mutakhir ini dalam pembuatan kebijakan. Agak panjang, tapi semoga bisa dicicil didengarkan.