Komitmen Pemerintah untuk Menambah Jumlah Hibah Penelitian bagi Perempuan

Bersama dengan Australian National University (ANU) dan Kemenristekdikti, KSI mengadakan dua sesi knowledge sharing tentang Kesetaraan Gender dalam Penelitian dan Pendidikan Tinggi di Hotel Luwansa, Jakarta, 1 Februari 2017. Rangkaian acara ini diliput secara positif oleh media nasional, termasuk oleh Jakarta Post, Suara Pembaruan, Tribunnews, jpnn.com dan jawapos.com.

Bersama dengan Australian National University (ANU) dan Kemenristekdikti, KSI mengadakan dua sesi knowledge sharing tentang Kesetaraan Gender dalam Penelitian dan Pendidikan Tinggi di Hotel Luwansa, Jakarta, 1 Februari 2017 dan di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 3 Februari 2017. Rangkaian acara ini diliput secara positif oleh media nasional, termasuk Jakarta Post, Suara Pembaruan, Tribunnews, jpnn.com dan jawapos.com.

 

Profesor Ocky Karna Radjasa, Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, menyampaikan kata sambutan pembuka dan sambutan knowledge sharing di Jakarta, dengan berkata: “Semoga tercipta diskusi yang produktif untuk menghasilkan rekomendasi yang baik guna mendukung ilmuwan perempuan di Indonesia, serta untuk berkontribusi bagi kemajuan penerapan kesetaraan gender dalam pendidikan tinggi dan penelitian.” Beliau juga mengakui bahwa universitas-universitas tidak dapat mencapai potensi secara maksimal apabila mereka tidak memanfaatkan seluruh bakat yang ada.  

Pada kedua sesi knowledge sharing tersebut, Profesor Veronica Taylor, Profesor Renee McKibbin, dan Dr. Nadine White dari ANU memaparkan pengalaman Australia dalam menerapkan kesetaraan gender di pendidikan tinggi melalui program Science in Australia Gender Equity (SAGE). Selain dari berbagai hal yang dilakukan SAGE, program ini juga mengadopsi Piagam Athena SWAN yang diresmikan untuk menanggapi keterbatasan kronis keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan sains. Athena SWAN adalah kerangka akreditasi bagi isu-isu kesetaraan gender yang diadopsi oleh 40 universitas, lembaga penelitian, dan organisasi sains pemerintah di Australia, yang melibatkan komitmen untuk memajukan karir perempuan dalam hal pendidikan tinggi dan penelitian. Beberapa universitas di Australia, termasuk ANU, telah mengadopsi kebijakan “Achievement Relative to Opportunity” (Prestasi Sehubungan dengan Kesempatan), yaitu sebuah kerangka evaluasi karir yang secara positif memperhitungkan apa saja yang dapat atau telah dicapai oleh seorang anggota staf, sehubungan dengan kesempatan yang tersedia bagi mereka, mengingat bahwa perempuan seringkali bertanggung jawab atas anak, orang tua, atau anggota keluarga yang sakit. Mekanisme ini memastikan bahwa publikasi dan prestasi berhubungan dengan tersedianya kesempatan, terutama ketika seorang anggota staf mengambil cuti dari karir mereka.  

Pembicara nasional pada kedua seminar tersebut berbagi mengenai praktik dan pengalaman mereka tentang penerapan keseteraan gender pada universitas-universitas di Indonesia. Mereka juga menyampaikan bahwa penting untuk memastikan agar perempuan yang berbakat diberikan kesempatan yang sama dalam memajukan karir mereka. Temuan-temuan akan kemajuan dari hasil kajian gender dan inklusi sosial (Gender and Social Inclusion/GESI) dalam penelitian dan pendidikan tinggi dipresentasikan oleh Sajogyo Institute. Kajian ini menemukan bahwa terdapat bias akibat kurangnya penelitian tentang isu ketimpangan gender dan inklusi sosial pada hibah penelitian yang diberikan oleh Kemenristekdikti pada tahun 2013-2015. Hibah yang digunakan untuk melakukan penelitian dengan sudut pandang gender dan inklusi sosial secara eksplisit berjumlah kurang dari 5 persen. 

Sebagai tindak lanjut dari kedua sesi tersebut, Kemenristekdikti, melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, telah berkomitmen untuk menambah jumlah hibah penelitian yang diberikan kepada perempuan, serta untuk memastikan bahwa lebih banyak perempuan disertakan dalam klinik penulisan akademik (academic writing clinics). Pengenalan kriteria GESI bagi seluruh skema hibah penelitian akan diterapkan tahun depan. Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat juga akan menjadi tuan rumah diskusi meja bundar dengan Kementerian Agama (bagi universitas-universitas Islam) dan LAN/KemenPAN-RB (bagi perguruan tinggi kedinasan) untuk mendorong konsistensi penerapan GESI dalam pendidikan tinggi. 

  • Share: