Oleh Inaya Rakhmani, Arnaldo Pellini dan Yenti Nurhidayat
Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara tapi hanya menempati peringkat ke-88 (dari 167 negara) pada Indeks Persepsi Korupsi 2015 Transparency International. Menurut laporan tersebut, reformasi anti-korupsi di Indonesia berjalan lambat, akibat belanja yang secara umum tidak efisien, dan penyalahgunaan dana publik baik di tingkat nasional dan daerah. Pemerintah berupaya mengatasi permasalahan ini namun upaya tersebut memerlukan adanya keterlibatan pelaku non-negara. Organisasi masyarakat sipil, seperti SEKNAS FITRA, telah turut serta dalam perjuangan ini sejak 1998. Organisasi advokasi ini telah berperan penting guna mendorong terwujudnya transparansi anggaran. Di bagian berikutnya, kami menguraikan bagaimana SEKNAS FITRA muncul dan membangun profil serta reputasinya.