Program Pengayaan Sains - Belajar dari Keunggulan Ilmiah Australia

Didukung oleh pemerintah Australia dan Indonesia melalui Knowledge Sector Initiative (KSI), tujuh belas anggota Komite Studi Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mengunjungi universitas dan akademi sains di beberapa kota di Australia seperti Canberra, Sydney, Hobart, dan Melbourne pada November 2014.

Program Pengayaan Sains - Belajar dari Keunggulan Ilmiah Australia

Didukung oleh pemerintah Australia dan Indonesia melalui Knowledge Sector Initiative (KSI), tujuh belas anggota Komite Studi Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mengunjungi universitas dan akademi sains di beberapa kota di Australia seperti Canberra, Sydney, Hobart, dan Melbourne pada November 2014. Mereka bertemu dengan para peneliti  terkemuka  negara tersebut dalam sebuah kunjungan yang merupakan Program Pengayaan Sains yang difasilitasi oleh AIPI sebagai bagian dari pengembangan Indonesian Science Agenda. 

Tujuan kunjungan ini adalah untuk memperluas wawasan peneliti Indonesia dan memperkaya penulisan Indonesian Science Agenda yang akan diluncurkan bulan Mei 2015.

Sekembalinya anggota Komite Studi ke Indonesia, KSI memfasilitasi sesi diskusi reflektif perjalanan ke Australia. Dalam diskusi, beberapa peserta mengungkapkan kesan positif atas kunjungan tersebut. Profesor Mayling Oey Gardiner, salah satu anggota dewan pimpinan AIPI, mengamati bahwa tim Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), mendorong kolaborasi antar disiplin ilmu dengan bekerja lebih pada isu tematik daripada penelitian disiplin ilmu. Aspek lain yang disorot oleh peserta dari kunjungan ini adalah nilai yang diberikan oleh peneliti  Australia pada penelitian melebihi isu-isu di negara mereka sendiri. "Meskipun setiap negara mungkin memiliki masalah yang berbeda dalam kaitan dengan aspek ekonomi, sosial, dan geologi, pada akhirnya kita memiliki tujuan yang sama yaitu menggunakan ilmu untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia," kata Pri Utami, seorang peneliti  dari Universitas Gadjah Mada.

Anggota lain juga menggarisbawahi peran penting dukungan kuat pemerintah Australia untuk penelitian di balik pencapaian keunggulan ilmiah di Australia. Selama kunjungan ke National Health dan Medical Research Center (NHMRC), para peserta melihat sendiri salah satu contoh nyata penggunaan penelitian berbasis bukti untuk menentukan kebijakan mengenai tingkat pemakaian alkohol dan keamanan air.

"Ini adalah salah satu kunjungan studi terbaik yang pernah saya ikuti," kata Yudi Darma, seorang peneliti  dari Institut Teknologi Bandung, menyimpulkan pengalamannya melalui Program Pengayaan Sains.

Diskusi reflektif berakhir dengan munculnya kesadaran  peserta tentang pentingnya jaringan di kalangan para peneliti di Indonesia, untuk mendukung pekerjaan masing-masing, dan menciptakan peluang untuk kolaborasi antar disiplin ilmu. Diskusi selanjutnya mengenai bagaimana membangun dan mempertahankan jaringan akan dilanjutkan pada 2015.

  • Bagikan: