Apakah Think Tank Kurang Berinvestasi dalam Manajemen? Sebuah Percakapan dengan Raymond Struyk

Oleh Arnaldo Pellini, KSI Senior Advisor and Research Fellow at ODI Tidak sering anda mendapat kesempatan bersama salah satu ahli think tank terdepan seperti Raymond Struyk di tempat seperti Jakarta. Ibukota Indonesia yang ramai ini mungkin adalah rumah bagi sekitar sembilan juta orang, namun di seluruh negara ini hanya ada 27 think tank dan mayoritas berbasis di Jakarta. Jumlah ini cukup mengejutkan mengingat laporan Global Go To Think Tank Index 2014 menunjukan bahwa ada 6.618 think tank yang beroperasi di seluruh dunia.

Apakah Think Tank Kurang Berinvestasi dalam Manajemen? Sebuah Percakapan dengan Raymond Struyk

Oleh Arnaldo Pellini, KSI Senior Advisor and Research Fellow at ODI

Tidak sering anda mendapat kesempatan bersama salah satu ahli think tank terdepan seperti Raymond Struyk di tempat seperti Jakarta. Ibukota Indonesia yang ramai ini mungkin adalah rumah bagi sekitar sembilan juta orang, namun di seluruh negara ini hanya ada 27 think tank dan mayoritas berbasis di Jakarta. Jumlah ini cukup mengejutkan mengingat laporan Global Go To Think Tank Index 2014 menunjukan bahwa ada 6.618 think tank yang beroperasi di seluruh dunia.

Dengan latar belakang ini, kami menyiapkan beberapa pertanyaan mendesak bagi Raymond Struyk. Mr. Struyk berada di Jakarta di kantor Knowledge Sector Initiative usai peluncuruan bukunya,“Meningkatkan Manajemen Think Tank: Pedoman Praktis untukThink Tank, Riset Advokasi LSM, dan Penyandang dana mereka”  yang diselenggarakan bersama Article 33. Wawancara lengkap tersedia online di sini.
 
Beberapa pertanyaan besar tentang think tank yang kami ajukan kepada Mr Struyk adalah seputar: 

"Apakah manajemen kurang mendapat investasi dalam operasional think thank?
dan "Dari mana kita harus memulai untuk mendirikan think tank pemerintah?"

Indonesia bukan persis berfungsi sebagai penghubung (hub) ketika kita berpikir tentang think tank atau diskusi pengetahuan ke kebijakan. The Center for Strategic and International Studies (CSIS) berada di peringkat ke-48 di seluruh dunia dan nomor 2 (dari 60) untuk Asia Tenggara dan Pasifik, diikuti oleh Economic Research Institute untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA) (14) dan the Institute of National Capacity Studies (INCS) (36).

Akhir-akhir ini kita telah menyaksikan konsolidasi sejumlah think tank. Konsolidasi ini terjadi karena beberapa faktor, seperti pergeseran atau pengurangan dana, meningkatnya persaingan dan pentingnya spesialisasi lebih jelas, dampak dari media sosial dan pengetahuan digital yang membutuhkan waktu respon lebih cepat. Semua ini menyorot  kebutuhan untuk lebih memahami apakah dan bagaimana proses manajemen dan sistem memainkan peran dalam lingkup kerja think tank.

Berikut adalah beberapa poin pembelajaran dari diskusi kami:
 

  • Fokus utama think tank adalah melakukan penelitian berkualitas tinggi dan berkomunikasi serta mendistribusikannya dengan baik. Pada saat yang sama, think tank harus menyadari bahwa investasi dalam proses manajemen secara langsung berkontribusi pada produksi penelitian yang berkualitas baik dan temuan yang dikomunikasikan selanjutnya.Think tank yang tahu bagaimana untuk berinvestasi dalam jumlah yang tepat dari sumber daya, dan manajemen operasi mereka akan terus menjadi efektif dan efisien. Think tank yang cenderung meremehkan nilai investasi dalam mengelola sistem (misalnya 20% dari think tank memiliki sistem monitoring waktu kerja staf dalam melakukan penelitian, keterlibatan, operasi, penawaran, dll). Caranya adalah dengan menemukan keseimbangan yang sesuai antara sistem manajemen dan ruang dan kreativitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan mengkomunikasikan penelitian kebijakan berkualitas baik.
  • Motivasi staf merupakan ranah yang kerap kurang diperhatikan dalam think tank penelitian kebijakan. Semangat dan kepuasan kerja staf sangat penting untuk kualitas penelitian yang dihasilkan oleh think tank. Kebijakan co-authoring yang sederhana dan jelas serta memberikan visibilitas melalui produk pengetahuan, ditambah dengan penyelenggaraan acara yang bermaksud mendorong dan memotivasi staf muda dalam membangun karir serta rasa afiliasi dan loyalitas untukthink tank.
  • Meskipun think tank pemerintah mungkin dianggap sebagai kategori khusus karena hubungan dekat mereka dengan pemerintah dan lembaga-lembaga publik, pendirian mereka menghadapi masalah serupa. Kredibilitas dari awal sangat penting, dan oleh karena itu, prioritas utama adalah untuk menghasilkan penelitian kebijakan berkualitas baik dan berkomunikasi dengan baik. Sistem pendukung seperti SDM, keuangan, dll, akan mengikuti. Untuk mencapai ini, pada tahap awal pendirian perlu menyeimbangkan kebutuhan untuk merespon dengan cepat pertanyaan para pembuat kebijakan dan pada saat yang sama menjalankan kegiatan penelitian yang lebih substansial untuk membangun dan meningkatkan keberlanjutan think tank itu.


Inilah poin utama bagi saya. Bagaimana menurut anda? Silahkan kirim pendapat anda ke apellini@ksi-indonesia.org

  • Bagikan: