Sejak kasus pertama COVID-19 diumumkan pemerintah hingga tiga bulan sesudahnya, persepsi masyarakat mengenai risiko COVID-19 berubah-ubah.
Kondisi di empat komunitas di atas menunjukkan bahwa tingkat pemahaman tentang risiko dalam wujud kepatuhan masyarakat tidak bisa lepas dari faktor sosial-budaya, serta faktor respons kebijakan dan penanganan COVID-19.
Mengingat bahwa faktor risiko yang dihadapi tiap orang dan kelompok tidak sama, begitu pula respons kepatuhan masyarakat yang bervariasi, maka mengomunikasikan risiko COVID-19 kepada berbagai kelompok masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi sosial-ekonomi yang ada menjadi sangat penting untuk dilakukan dengan segera.
Tingkat pemahaman masyarakat yang tinggi mengenai risiko COVID-19, termasuk pengetahuan tentang mekanisme transmisi penyakit tersebut, sangat diperlukan untuk menghalau rasa aman semu (false sense of security) yang kerap muncul dalam konteks bencana.