Mengemas Penelitian Menjadi Lebih Menarik - Pembelajaran dari Lokakarya Komunikasi

Bagi Siswo Mulyartono, seorang peneliti dari PUSAD Paramadina, menulis sangat penting bagi penelitiannya. Tapi menulis temuan penelitian atau rekomendasi dalam gaya yang sederhana, mudah dimengerti, dan menarik sehingga menarik perhatian masyarakat, membutuhkan kerja keras dan latihan yang banyak. Pada tahun 2014, ia mengikuti Rangkaian Lokakarya Komunikasi yang diselenggarakan oleh Knowledge Sector Initiative.

Mengemas Penelitian Menjadi Lebih Menarik - Pembelajaran dari Lokakarya Komunikasi

Bagi Siswo Mulyartono, seorang peneliti dari PUSAD Paramadina, menulis sangat penting bagi penelitiannya. Tapi menulis temuan penelitian atau rekomendasi dalam gaya yang sederhana, mudah dimengerti, dan menarik sehingga menarik perhatian masyarakat, membutuhkan kerja keras dan latihan yang banyak. Pada tahun 2014, ia mengikuti Rangkaian Lokakarya Komunikasi yang diselenggarakan oleh Knowledge Sector Initiative.

Rangkaian lokakarya ini mencakup empat bidang keterampilan dasar komunikasi untuk para peneliti: mengemas dan mengkomunikasikan temuan penelitian kepada publik, penulisan efektif dan populer untuk penelitian,brandingdan visibilitas, dan membangun hubungan dengan media dan media sosial. Rangkaian lokakarya ini selesai pada bulan Oktober 2014.

"Lokakarya ini mengingatkan kembali bagaimana menumbuhkan keterampilan menulis kami. Lewat lokakarya ini, kami terdorong untuk memiliki perspektif baru dalam menulis untuk masyarakat dan untuk mengatasi ego kami sebagai peneliti, serta menerjemahkan pikiran kami ke dalam bahasa yang mudah dipahami oleh publik, "kata Siswo. Usai lokakarya, Siswo menulis dua artikel yang dimuat di media:
https://www.tempo.co/read/kolom/2014/12/10/1836/Munir
https://www.tempo.co/read/kolom/2015/03/03/1975/main-hakim-sendiri

Dalam setiap lokakarya, para peserta didorong untuk menyusun rencana aksi pribadi yang mereka anggap dapat dicapai selama tiga bulan ke depan. Beberapa dari mereka memilih untuk membagikan apa yang telah mereka pelajari kepada rekan-rekan mereka. Yang lain menyatakan keinginan untuk menerbitkan tulisan mereka di media massa terkemuka. Selain itu, redaktur senior dari TEMPO Institute memberikan dukungan mentoring secara online untuk para peserta.

Sampai bulan Desember 2014, 11 artikel yang ditulis oleh peserta, baik dalam bentuk tulisan opini,feature, atau siaran pers, berhasil masuk media nasional. Bagi kebanyakan mereka, itu adalah pertama kalinya tulisan mereka dimuat di media.Termasuk bagi Natasya Sitorus, Manajer Advokasi Lentera Anak Pelangi - Pusat Penelitian HIV/AIDS Universitas Atma Jaya. Di masa lalu, dia memilih Facebook untuk berbagi pikiran dan pendapat. Langkah ini menghasilkan banyak likes (suka) dan perhatian. Namun Natasya merasa masih ada sesuatu yang hilang. Rangkaian lokakarya mendorongnya untuk memperluas usahanya dan ia kemudian mengirim tulisan ke berbagai media, yang kemudian diterbitkan. Salah satunya ada dihttps://koran.tempo.co/konten/2014/07/24/347706/Catatan-Hari-Anak-Nasional

"Lokakarya ini sangat berguna dan membantu saya untuk meningkatkan keterampilan saya. Tulisan populer untuk penelitian belum sepenuhnya diakui sebagai bagian penting dari strategi penyebaran. Sekarang saya merasa terinspirasi untuk membuat rangkuman penelitian yang lebih ringkas dan menarik. Dengan kerja lapangan, saya merasa diberdayakan untuk berbagi tidak hanya cerita yang memikat, tetapi juga cerita yang menggerakkan orang-orang untuk bertindak dan mengatasi isu-isu tentang anak-anak yang terjangkit HIV / AIDS, "kata Natasya.

Temukan lebih banyak tentang rangkaian lokakarya dan pembelajaran yang dibagikan dihttps://goo.gl/8JlDLa

  • Share: