Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Dukung Sistem Pendanaan Penelitian Otonom

Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Dukung Sistem Pendanaan Penelitian Otonom Sumber: Siaran Pers AIPI Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang P.S Brodjonegoro dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago mendukung sistem pendanaan penelitian Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (Indonesian Science Fund, ISF) yang diluncurkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Dukung Sistem Pendanaan Penelitian Otonom

Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Dukung Sistem Pendanaan Penelitian Otonom 
Sumber: Siaran Pers AIPI 

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang P.S Brodjonegoro dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago mendukung sistem pendanaan penelitian Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (Indonesian Science Fund, ISF) yang diluncurkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Menteri Bambang menyatakan pemerintah melalui Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) berkomitmen mendukung program tersebut. 

"Dukungan pemerintah untuk riset amatlah penting dan menjadi salah satu tujuan LPDP selain mendanai pendidikan,” katanya saat menjadi panelis pada diskusi dalam Peluncuran Indonesian Science Fund pada Rabu, 27 Mei 2015 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat. “Kita tentu tidak mau 20 tahun lagi Indonesia masih merupakan emerging markets, dan masih saja terus berproses menjadi negara maju. Jika ingin menjadi negara maju, ilmu pengetahuan harus dikembangkan dan mendapat dukungan pendanaan dari pemerintah,” ujarnya menambahkan.

Menteri Bambang yakin skema pendanaan dalam ISF akan membuat peneliti lebih leluasa dalam mengembangkan bidang keilmuannya dan melaksanakan penelitian. ISF serupa dengan skema pendanaan penelitian dasar yang diberikan National Science Foundation di Amerika Serikat, yang pernah didapatkan Menteri Bambang ketika menyelesaikan program doktoral di University of Illinois-Urbana Champaign, Amerika Serikat. Sistem pendanaan itu memungkinannya melaksanakan penelitian tentang model ekonomi di Jakarta. “Sistem ISF ini serupa, peneliti dapat mengusulkan penelitian dalam bidang dan topik sesuai minatnya,” ujarnya. 

Tak hanya itu, menurutnya sistem pendanaan riset itu juga akan menimbulkan efek domino yang lebih besar untuk memajukan Indonesia. “Dosen peneliti yang mendapatkannya bisa ikut membiayai penelitian mahasiswa bimbingannya pada program master dan doktoral sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.” 

Senada dengan Menteri Bambang, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago juga menyatakan dukungannya untuk Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia. Menurutnya pemerintah bertekad mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, yang tidak akan dapat dicapai dengan mekanisme pendanaan riset pemerintah yang kaku seperti selama ini. “Pendanaan riset membutuhkan mekanisme yang fleksibel, tidak bisa disamakan dengan penganggaran untuk barang dan jasa yang kaku. Itulah sebabnya trust fund dan endowment fund sangat penting untuk mendukung penelitian dan riset,” katanya. 

Andrinof berharap skema pendanaan baru yang fleksibel ini dapat menjadi momentum kebangkitan riset di Indonesia. Dia optimistis pada akhirnya sistem tersebut dapat mendukung pengembangan ekonomi yang berkelanjutan berdasarkan kekuatan riset, produk, dan industri.

Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia merupakan sebuah badan otonom yang menyediakan pendanaan kompetitif bagi ilmuwan dan insinyur Indonesia untuk melakukan penelitian kelas dunia serta mendukung daya saing bangsa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Kehadiran ISF, yang didukung oleh pemerintah Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat, diharapkan dapat membantu mewujudkan cita-cita tersebut.

Baca lebih lanjut

e Fund, ISF) yang diluncurkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

  • Share: