Wawancara Jaleswari Pramodhawardhani Saat Diskusi Forum Nulistik: Membuat Kertas Kebijakan ialah Kerja Kreatif

Jaleswari Pramodhawardani adalah narasumber dalam Diskusi Forum Nulistik yang diadakan oleh Tempo Institute dan Knowledge Sector Initiative dengan dukungan Pemerintah Australia di Jakarta, 20 Oktober 2015. Beliau memiliki pengalaman sebagai peneliti sekaligus sebagai bagian dari tim pembuat kebijakan bagi pemerintahan saat ini. Beliau memberikan saran menulis policy brief yang efektif dan mengulas rancangan policy brief yang diberikan oleh beberapa peserta.

Wawancara Jaleswari Pramodhawardhani Saat Diskusi Forum Nulistik: Membuat Kertas Kebijakan ialah Kerja Kreatif

Jaleswari Pramodhawardani adalah narasumber dalam Diskusi Forum Nulistik yang diadakan oleh Tempo Institute dan Knowledge Sector Initiative dengan dukungan Pemerintah Australia di Jakarta, 20 Oktober 2015. Beliau memiliki pengalaman sebagai peneliti sekaligus sebagai bagian dari tim pembuat kebijakan bagi pemerintahan saat ini. Beliau memberikan saran menulis policy brief yang efektif dan mengulas rancangan policy brief yang diberikan oleh beberapa peserta.

Bagaimana idealisasi hubungan peneliti-pengambil kebijakan dalam mengomunikasikan hasil riset dan rekomendasi?
Pada dasarnya gaya kepemimpinan pemerintahan juga harus menjadi perhatian khusus. Beda presiden sangat mungkin beda proses pengambilan kebijakan. Artinya, peneliti tak boleh mengabaikan faktor teks dan konteks penelitian.

Apa kendala yang sering ditemui peneliti ketika membuat policy brief lalu membawanya pada pengambil kebijakan?
Ada tiga hal yang kerap dihadapi peneliti saat membuat policy brief. Pertama, peneliti masih menempatkan diri sebagai kritikus kebijakan. Seharusnya posisi ideal peneliti ialah memberikan rekomendasi yang basisnya riset dan analisa yang objektif.

Kedua, kurang ada rasa memiliki dari peneliti terhadap policy brief yang dibuat. Akibatnya gaya penulisan policy brief itu terkesan monolog dan linier. Ditambah dengan anggapan dari peneliti ketika kertas kebijakannya selesai maka pekerjaannya selesai. Padahal, ada proses lain yang lebih penting yakni mengawal rekomendasi itu hingga menjadi kebijakan yang kongkret.

Ketiga, peneliti masih tergagap-gagap untuk memeras hasil riset mereka yang begitu kaya dengan data menjadi lampiran yang panjangnya hanya 2-4 halaman saja.

Sejauh mana policy brief berperan dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah?
Policy brief itu pada dasarnya merupakan kerja kreatif. Substansinya berdasarkan riset yang objektif dan komprehensif. Namun, kerja-kerja penelitian itu tak berarti apa-apa jika peneliti tak kreatif dalam mengemasnya. Sehingga, kemasan kertas kebijakan itu juga penting agar pemangku kepentingan menaruh perhatian pada kertas kebijakan yang Anda buat. Intinya, policy brief itu harus enak dibaca dan perlu.

Caranya ?
Policy brief yang efektif dan efisien bukan yang berpuluh-puluh halaman seperti paper ilmiah. Panjangnya cukup 2-4 halaman atau 1500 karakter. Pemilihan judul harus eye catchy agar menarik pembaca untuk mengambil policy brief yang Anda buat di antara puluhan lainnya. Sodorkan juga pilihan judul yang lugas dan menyasar masalah yang Anda bahas dalam isi policy brief.

Isi policy brief juga tak boleh dibuat sembarangan. Anda harus pertimbangkan pemangku kepentingan yang terlibat dalam policy brief tersebut. Tak ketinggalan yakni paparan masalah yang terjadi dan upayakan detil permasalahan jelas merujuk level regulasi atau implementasi.

Selain policy brief, ada strategi lain yang menjembatani komunikasi peneliti dengan pengambil kebijakan?
Tentu saja ada yakni mengawal policy brief itu hingga menjadi kebijakan yang implementatif. Caranya ialah aktif berdiskusi dengan banyak pemangku kepentingan dan menulis di media massa. Justru tahap ini yang lebih penting karena jika sekadar menyodorkan policy brief maka ide-ide yang tercantum tak ‘berbunyi’. Dengan diskusi, peneliti bersama pemangku kebijakan bisa mengelaborasi gagasan yang tertuang dalam policy brief itu.

Bagaimana pengalaman Anda membuat policy brief untuk Presiden Joko Widodo?
Policy brief  yang sampai di meja presiden diupayakan tak lebih dari dua halaman. Bagian awal langsung menyodorkan rekomendasi kebijakan. Bagian kedua ialah argumentasi dari tiap rekomendasi. Biasanya rekomendasi sudah langsung bersifat operasional. ?

  • Share: