KSI Berbagi Metodologi Tingkat Pengembalian Investasi

Sebagaimana dilaporkan dalam Update bulan Februari, KSI, bersama dengan mitra KSI, SurveyMETER, telah menguji dan memaparkan metodologi baru untuk memperkirakan Tingkat Pengembalian Investasi dari riset kebijakan. Setelah memaparkan metodologi ini, DFAT dan tim Pembangunan Sosial Bank Dunia meminta KSI (Tanty Djafar dan Arnaldo Pellini) untuk menggelar diskusi lanjutan. Maka, KSI bertemu kembali dengan tim Pembangunan Sosial Bank Dunia pada 5 April 2017.

Sebagaimana dilaporkan dalam Update bulan Februari, KSI, bersama dengan mitra KSI, SurveyMETER, telah menguji dan memaparkan metodologi baru untuk memperkirakan Tingkat Pengembalian Investasi dari riset kebijakan. Setelah memaparkan metodologi ini, DFAT dan tim Pembangunan Sosial Bank Dunia meminta KSI (Tanty Djafar dan Arnaldo Pellini) untuk menggelar diskusi lanjutan. Maka, KSI bertemu kembali dengan tim Pembangunan Sosial Bank Dunia pada 5 April 2017. 

Bank Dunia sedang menjalani transisi untuk menyelaraskan program-program pembangunan sosialnya terhadap prioritas-prioritas baru dari pemerintah Indonesia. Terutama, tim ini sedang mencari cara untuk melengkapi kerangka M&E mereka dengan pemantauan dan pembelajaran tentang perubahan kebijakan yang terinformasi data dan fakta. Bank Dunia memiliki sejumlah program pembangunan sosial dan pembangunan masyarakat yang akan segera berakhir. Pertanyaan yang mereka hadapi adalah: apa hasil program-program tersebut? Perubahan kebijakan apa yang dihasilkan dari kontribusi mereka? Ada berbagai faktor dibalik munculnya pertanyaan ini: penekanan untuk ‘berpikir dan bekerja secara politis’, temuan dari Laporan Pembangunan Dunia 2017 terbaru, dan tuntutan pemberi dana untuk menunjukkan perubahan/dampak terhadap kebijakan. 

 

KSI memaparkan cara-cara untuk mengembangkan strategi agar dapat mempengaruhi kebijakan serta beberapa alat bantu monitoring dan pembelajaran yang diadopsi oleh KSI, termasuk Penilaian Pemetaan Hasil Cepat atau Rapid Outcome Mapping Assessment (ROMA), dan berbagi penggunaan alat bantu seperti definisi permasalahan kebijakan, Keselarasan atau the Alignment, matriks Kepentingan dan Pengaruh, Teori Perubahan, dan bagaimana mengukur dampak terhadap kebijakan, termasuk kerangka Ingie Hovland dengan lima bidang monitoring dan pembelajaran disertai berbagai alat bantu yang dapat digunakan di masing-masing bidang. Diskusi ini membahas apa yang harus diukur ketika bicara tentang perubahan kebijakan atau pengaruh terhadap kebijakan (yaitu perubahan pada kebijakan itu sendiri, perubahan peraturan, perubahan sikap/persepsi, perubahan wacana, dan perubahan perilaku). 

Pertemuan ini mencerminkan salah satu peran potensial KSI untuk program-program pembangunan lain di Indonesia. Kekayaan pengetahuan KSI mengenai pembuatan kebijakan berbasis data dan fakta, proses dan pengalaman pengetahuan-ke-kebijakan, dan bekerja secara politis dalam konteks Indonesia, dapat diterapkan, misalnya oleh mitra strategis KSI, Aliansi Riset Kebijakan (ARK) Indonesia. Ke depannya, KSI akan berbagi sumber daya dengan tim Bank Dunia dan memberikan alat bantu yang mereka butuhkan. 

  • Share: