Dari Tingkat Lokal ke Nasional: Pembelajaran Studi SurveyMETER

SurveyMETER adalah lembaga penelitian non-pemerintah yang bertujuan untuk membantu memberikan pemahaman yang lebih baik, informasi akurat, dan data terpercaya kepada pembuat kebijakan dan masyarakat luas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan publik yang berkelanjutan. SurveyMETER berharap bisa membantu memperbaiki desain kebijakan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kebencanaan dengan meningkatkan kualitas penelitian dimana kebijakan tersebut didirikan.

Dari Tingkat Lokal ke Nasional: Pembelajaran Studi SurveyMETER

SurveyMETER adalah lembaga penelitian non-pemerintah yang bertujuan untuk membantu memberikan pemahaman yang lebih baik, informasi akurat, dan data terpercaya kepada pembuat kebijakan dan masyarakat luas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan publik yang berkelanjutan. Dalam upaya pencapaiannya, lembaga yang didirikan pada tanggal 20 Februari 2002 ini bekerjasama dengan lembaga-lembaga pengetahuan, pembuat kebijakan, dan peneliti-peneliti baik domestik maupun internasional dalam mendesain, merencanakan, serta melaksanakan pengumpulan data yang berkualitas tinggi. Pengalaman dalam survei besar yaitu Indonesia Family Life Survey (IFLS) yang merupakan survei panel rumah tangga dan komunitas yang sangat kaya dan komprehensif sejak tahun 1993 adalah kekuatan pendorong di belakang pendirian lembaga ini. Pengalaman awal ini menjadi standar dalam melakukan pengumpulan data berkualitas tinggi, dan motivasi untuk terus melakukannya dalam studi lainnya.  Pada perkembangannya surveyMETER tidak hanya melakukan pengumpulan data tetapi juga melakukan kajian penulisan ilmiah dari data hasil survei termasuk didalamnya melakukan studi Independen, dan advokasi kebijakan.

Studi untuk perbaikan kebijakan yang tengah dilakukan SurveyMeter antara lain replikasi dan perluasan Sistem Terpadu Penanganan Stunting Berbasis Data Rumah Tangga dan Individu (SiTepatRamah) yang selanjutnya dinamakan Sistem Integrasi Data Desa/Kelurahan dan Daerah (SIDKD) di Kabupaten Nganjuk, kajian kesehatan lansia berbasis komunitas terkait dengan layanan puskesmas, posyandu dan keadaan lanjut usia, dan kajian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam menerapkan layanan adaptasi kurikulum selama pandemi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).  SurveyMETER berharap bisa membantu memperbaiki desain kebijakan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kebencanaan dengan meningkatkan kualitas penelitian dimana kebijakan tersebut didirikan.

Replikasi dan Perluasan

Program SIDKD merupakan program replikasi dan perluasan dari kegiatan Sistem Terpadu Penanganan Stunting Berbasis Data Rumah Tangga dan Individu (SiTepatRamah) yang sebelumnya dinamakan Sistem Terpadu Penanganan Stunting di Tingkat Puskesmas (STPSP) yang dilakukan SurveyMETER tahun 2018 di Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk. Dinamakan replikasi karena menggunakan prosedur yang sama, namun dengan tema data yang lebih luas tidak hanya berkenaan dengan data-data kesehatan ibu dan anak. Program replikasi dan perluasan ini bertujuan menyajikan data demografi (karakterisitik individu dan karakteristik rumah tangga), data kesehatan ibu dan anak, data karakterisitik desa/kelurahan, serta data-data pendukung untuk pengambilan kebijakan di tingkat kelurahan/kecamatan, Puskesmas, dan kabupaten. Informasi disajikan melaui dashboard yang terintegrasi mulai dari tingkat Rukun Tetangga (RT) sampai kepada tingkat kabupaten.

Selain tersajinya informasi di dashboard, SurveyMETER juga mengupayakan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan di desa/kelurahan sampai kabupaten dalam hal pengumpulan data yang baik,  membaca dan menganalisis data, serta melakukan pembaharuan terhadap data-data yang dibutuhkan secara berkala. Pengumpulan data dilakukan secara sensus di 20 kelurahan yang berada di lima kecamatan di Kabupaten Nganjuk oleh Kader Kesehatan, Karang Taruna yang selanjutnya dinamakan Kader Data dengan supervisi fasilitator dari SurveyMETER. Merujuk kepada Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia dan Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 43 Tahun 2020 Tentang Satu Data Tingkat Daerah, tim pembangunan databaseKabupaten Nganjuk sendiri berada di bawah koordinasi oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) sebagai wali data, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebagai wali data pendukung, dan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai pengumpul, pengelola sekaligus penganalisis dan pengguna data.

Kegiatan pendataan sempat dihentikan sementara akibat tingginya angka konfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Nganjuk pada pertengahan Desember 2020. Pada saat kegiatan pendataan dihentikan sementara, perolehan agregat data sensus sudah mencapai sekitar 81% target populasi terdata. Hal tersebut merupakan capaian yang cukup baik. Berdasarkan capaian hasil studi dan penyusunan logika program, SurveyMETER menyepakati capaian jangka panjang dan pendek untuk keberlanjutan program replikasi dan perluasan ini. 

Capaian jangka panjang berupa adanya alokasi anggaran Kabupaten Nganjuk untuk memperbaharui data di dashboard melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Desa 2022 dan sistem SIDKD yang datanya diperbaharui secara reguler dan dipergunakan untuk perencanaan daerah. Sementara itu, dalam jangka pendek SurveyMETER menargetkan ketersediaan 70% data profil kelurahan dan data potensi kecamatan di 20 kelurahan dalam SIDKD. SurveyMETER juga berupaya untuk mengintegrasikan SIDKD dengan program Satu Data Indonesia (SDI) Tingkat Daerah di Kabupaten Nganjuk. Selain di tingkat lokal, replikasi SIDKD yang dibuat untuk Kabupaten Nganjuk telah berhasil dikembangkan oleh SurveyMETER sebagai Instrumen Pengembangan Sistem Informasi Lanjut Usia (SILANI) 2019 yang digunakan oleh Bappenas. 

Umpan Balik Adaptasi Kurikulum dan Rencana Aksi Nasional 

SurveyMETER terlibat dalam studi umpan balik terhadap atas adaptasi kurikulum PAUD kurikulum dan  Rencana Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lanjut Usia. Studi independen kajian peningkatan layanan lansia yang dilakukan SurveyMETER berupa penyebarluasan informasi hasil studi serta piloting Puskesmas dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di wilayah studi. Latar belakang yang mendorong studi ini adalah masuknya Indonesia pada era ageing population sehingga dibutuhkan program perawatan  lanjut usia yang lebih lengkap, berkualitas dan yang terintegrasi lintas sektor di tingkat desa/kelurahan, Posyandu, Puskesmas, dan Dinas Kesehatan.

Hasil studi menunjukkan jangkauan screening kesehatan lansia yang masih perlu dimaksimalkan dan berbanding lurus dengan jumlah tenaga kesehatan. Kebutuhan melakukan screening tidak hanya tanda vital bagi lansia seperti pengukuran denyut jantung, tekanan darah dan penimbangan, tetapi juga diperlukan pengukuran status mental dan kognitif. Selain terkonsentrasi di Puskesmas, screening ini penting juga untuk dilakukan oleh Posyandu. Screeninglansia tidak hanya terbatas kepada kemampuan tenaga kesehatan/kader Posyandu, tetapi juga kemauan lansia untuk berpartisipasi dalam screening tersebut.

Selain perihal screening, hasil studi juga mengidentifikasi perlunya pelatihan demensia bagi petugas di Puskemas dan Posyandu. Hasil studi menunjukkan lebih dari 50% petugas belum memperoleh pelatihan demensia termasuk pelatihan geriatri. Berdasarkan pada temuan-temuan tersebut, SurveyMETER merumuskan enam rekomendasi yakni perlunya Dinas Kesehatan melakukan sosialisai Permenkes No 67 Tahun 2015 kepada Puskesmas yang belum menerima sosialisasi, mendorong Puskesmas untuk: lebih banyak melakukan penyuluhan demensia di Posyandu dan masyarakat; lebih banyak melakukan pelatihan staf terkait geriatri, pencegahan dan penanganan demensia; lebih banyak melakukan pelatihan secreening kesehatan lanjut usia kepada kader; memperluas kerja sama lintas sektor dan kerja sama dengan swasta melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR), dan mendorong Puskesmas yang masih masuk strata pratama untuk ditingkatkan ke madya dan madya ke paripurna. 

Untuk studi terkait adaptasi kurikulum PAUD selama pandemi di Provinsi DI Yogyakarta menunjukkan bahwa penggunaan kurikulum dengan 12 modul digunakan di 23% lembaga PAUD. Keberadaan 12 modul yang dikeluarkan Kemendikbud untuk membantu pembelajaran di PAUD selama masa pandemi ini memiliki kemanfaatan yang besar dan disebutkan oleh pengawas/penilik/kepala sekolah/guru/orang tua dapat digunakan pada tahun ajaran berikutnya 2021/2022   Penilaian diagnostik pada awal pembelajaran belum dilaksanakan secara maksimal, belum semua guru melakukan pendampingan afirmatif kepada siswa, dan adanya pembelajaran nilai karakter, enam aspek perkembangan anak yang tidak belum tercapai pada masa pandemi dan memerlukan perhatian bersama.  Hasil studi ini telah dipaparkan kepada Dinas Pendidikan kabupaten dengan beberapa kepala sekolah, pengelola PAUD serta pengawas/pemilik sekolah dan menghasilkan berbagai tanggapan. Berdasarkan hasil studi dan pemaparan tersebut, SurveyMETER menyusun logika program dengan capaian jangka panjang berupa masuknya rekomendasi hasil studi yaitu meluaskan program dukungan untuk literasi digitalalisasi, meningkatkan penggunaan 12 modul pada satuan PAUD, perlunya dorongan, memotivasi, dan pendampingan pada guru dan semua pihak untuk meningkatkan pembelajaran karakter serta enam aspek perkembangan anak dalam kebijakan/praktik/anggaran terkait pengajaran dan pembelajaran PAUD. 

Dukungan Knowledge Sector Initiative (KSI)

Dukungan KSI membantu SurveyMETER dalam upaya menghasilkan ketiga penelitian di atas dan menjalankan proses advokasi yang mendorong perbaikan kebijakan. KSI menyediakan skema pendanaan yang adaptif sehingga SurveyMETER dapat mendesain dan mengimplementasikan riset advokasi yang direncanakannya. Selain pendanaan, dukungan yang diberikan KSI juga berupa pendampingan dalam membuat logika program, pemetaan pemangku kepentingan dan advokasi SurveyMETER agar dapat dengan strategis mempengaruhi kebijakan yang dituju. KSI juga memperkenalkan SurveyMETER kepada pemangku kepentingan tingkat nasional, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sehingga dapat memperluas dan memperkuat jaringannya. 

  • Share: