Selama beberapa dekade terakhir, penerapan sistem pengetahuan sebagai solusi dalam ruang pembuatan kebijakan publik telah mengalami beberapa pergeseran. Tujuan jangka panjang program Knowledge Sector Initiative (KSI) adalah untuk menyoroti seperti apa sistem pengetahuan yang dapat mendorong perubahan transformasional. Bersama dengan rekan-rekan penulis yaitu Derick W. Brinkerhoff, Robin Bush, dan Petrarca Karetji, saya berkesempatan untuk meneliti, berpikir, dan merenungkan masalah-masalah ini. Simak lebih lanjut "wawancara virtual" berikut dari tim riset Research Triangle Institute (RTI).
Pentingnya Sistem Pengetahuan & Kebijakan Berbasis Bukti
Apa katalis untuk menulis Policy Brief ini? Harapan Anda, apa yang bisa dipelajari orang dari Policy Brief ini?
Jana C. Hertz: “Saat menulis Policy Brief ini, saya menjabat sebagai direktur inovasi RTI yang memimpin tim lintas-lembaga pertumbuhan ekonomi yang mempromosikan pengembangan ekosistem inovasi secara global. Saya tertarik pada persimpangan antara ekosistem inovasi dan ekosistem pengetahuan: yang pertama lebih berfokus pada sains dan teknologi yang mengarah pada komersialisasi penelitian dan yang terakhir lebih pada dampak sosial yang ditimbulkan oleh kebijakan publik. Saat melakukan tinjauan literatur, terlihat ada ketidakseimbangan antara penelitian terkait dengan inovasi dan penelitian terkait ekosistem pengetahuan karena kutipan-kutipan terkait dengan ekosistem pengetahuan relatif lebih sedikit dibanding dengan kutipan-kutipan terkait inovasi.
Dalam Knowledge Sector Initiative yang dikelola oleh RTI di Indonesia, yang saat ini saya pimpin, kami menilai bahwa dorongan Pemerintah Indonesia untuk mempromosikan inovasi perlu diseimbangkan dengan dampak sosial dari penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya, dalam merespon Covid-19, baik di Indonesia maupun di dunia ada kebutuhan untuk menyeimbangkan dorongan untuk menemukan vaksin, memproduksi APD, dan mengambil langkah-langkah baru dengan penelitian tentang dampak sosial-ekonomi Covid-19 dan dampak pada mata pencaharian masyarakat. Satu pesan utama dari Policy Brief ini, menurut pendapat saya adalah perlunya berinvestasi pada komponen-komponen yang ada dalam sistem pengetahuan selain juga dalam interaksi antar komponen-komponen tersebut. Menghadapi tantangan-tantangan global, termasuk yang terkait dengan Covid-19, dibutuhkan respons yang bersifat " total dan menyeluruh” baik dari pemerintah maupun dari masyarakat”. Dalam situasi seperti sekarang ini, mempromosikan pembuatan kebijakan berbasis bukti yang diperoleh melalui sistem pengetahuan yang kuat menjadi kebutuhan yang sangat mendesak.
Literatur Baru dan Penguatan Keberadaan Sistem Pengetahuan
Mengapa sistem pengetahuan kurang terwakili dalam literatur dibandingkan dengan sistem inovasi? Bagaimana Policy Brief ini dapat berkontribusi pada literatur?
Derick W. Brinkerhoff: “Pada awalnya, literatur tentang kebijakan berbasis bukti lebih menyoroti hubungan dua arah antara peneliti dan pembuat kebijakan dan memusatkan pada dinamika apakah apa hasil penelitian sungguh merespons kebutuhan dan keinginan pembuat kebijakan sebagai konsumen penelitian. Hubungan klasik penawaran dan permintaan ini dipelajari secara seksama dengan berkonsentrasi pada karakteristik individual pihak produsen dan konsumen pengetahuan. Melalui perspektif sistem analis diarahkan untuk melihat faktor kontekstual yang memengaruhi hubungan ini, yang dalam literatur kontemporer disebut telah menjadi fokus di dalam sistem pengetahuan saat ini.
Literatur tentang ekosistem inovasi kadang bertumpang tindih dengan literatur tentang sistem pengetahuan dan hal ini dapat menimbulkan kebingungan. Perbedaan utama adalah bahwa ekosistem inovasi penekanan diberikan pada bagaimana aktor-aktor dalam sistem menggabungkan sumber daya teknis, komersial, dan keuangan untuk membawa sebuah produk baru ke pasar. Sebaliknya, kategori pengetahuan yang dihasilkan oleh sistem pengetahuan tidak terbatas pada inovasi pasar (meskipun tetap dapat berkontribusi) tetapi juga mencakupi — sebagaimana dirinci dalam Policy Brief ini — penelitian-penelitian terkait kebijakan yang dapat membantu pemerintah membuat keputusan.
Policy Brief ini menyempurnakan elemen-elemen yang membentuk sistem pengetahuan dan kemudian menawarkan contoh nyata dari Indonesia tentang bagaimana perspektif yang peka-sistem dapat membawa kemajuan dengan membantu pembuat kebijakan di dalam pemerintah Indonesia berinteraksi dengan lembaga penelitian kebijakan lokal untuk menyusun solusi kebijakan yang lebih baik bagi masalah-masalah utama yang dihadapi Indonesia.
Menerapkan Pembelajaran Sistem Pengetahuan
Apa salah satu pelajaran paling penting yang bisa dipetik dari dukungan terhadap pengembangan sistem pengetahuan di Indonesia?
Robin Bush: “Salah satu hal paling penting yang kami pelajari adalah bahwa pendekatan sistem sangat berbeda, bahkan berlawanan dengan intuisi, pendekatan yang biasanya diambil oleh proyek-proyek pembangunan tradisional yang bertujuan memperbaiki pembuatan kebijakan. Secara tradisional, pembuat kebijakan membutuhkan data atau kajian analitis. Hal ini dapat diperoleh melalui proyek-proyek pembangunan. Lalu bisa dikatakan masalahnya sudah terpecahkan; kotak sudah dicentang. Tetapi dengan pendekatan sistem, pembuat kebijakan didorong untuk melewati proses mengidentifikasi kesenjangan bukti yang nyata, memastikan ada berbagai suara yang berbicara mengenai suatu masalah, dan kemudian melakukan pengadaan, memproduksi, dan menggunakan produk pengetahuan "di dalam sistem pemerintah"-- ini adalah proses yang jauh lebih lama, lebih rumit. Dan kami belajar bahwa pada awalnya, ketika donor dan pembuat kebijakan tidak terbiasa dengan proses ini, akan ada banyak perlawanan. Butuh waktu untuk mengajak semua pemangku kepentingan bersedia mengutamakan nilai dengan mengambil jalan yang lebih panjang ini. Tapi, saat Anda berhasil menempatkan banyak pembuat keputusan utama di sisi yang sama, perubahan transformasional akan terjadi. "
Memasukkan Perspektif yang Beragam
Rekomendasi dalam Policy Brief ini berbicara tentang pentingnya mempromosikan keragaman suara dalam sistem pengetahuan dan mempromosikan kolaborasi di antara bagian-bagian dari sistem pengetahuan. Dalam pengalaman Anda, bagaimana ini bisa dilakukan?
Petrarca Karetji: “Jika kita memandang sistem pengetahuan sebagai sebuah ekosistem, kita dapat mengenali bagaimana berbagai institusi dan individu berinteraksi sebagai organisme hidup di dalamnya. Kita juga dapat melihat bahwa interaksi tidak selalu sistematis, atau sesuai dengan parameter dan hubungan yang telah ditetapkan. Keragaman suara memungkinkan peningkatan interaksi dari semua elemen dalam ekosistem, mendukung penemuan atau inovasi. Namun, semakin sedikit keragaman yang ada, semakin kurang efektif “sistem” pengetahuan beradaptasi dengan lingkungannya dan mengadopsi perspektif baru. Ini sangat penting jika hasil yang kita cari, terutama ketika kita berbicara tentang mengatasi berbagai isu pembangunan yang berdimensi banyak dan kompleks, adalah peningkatan kolaborasi antara lembaga dan individu.
Dominasi satu suara terhadap perpektif lainnya akan menciptakan proses kolaborasi yang artifisial, alih-alih menghasilkan proses yang berjalan secara organik dan saling menguntungkan. Kerja sama semacam itu sulit dipertahankan dalam jangka panjang, terutama jika tidak ada insentif atau paksaan, dan mereka yang merasa “terpaksa” masuk ke dalam hubungan semacam ini akan sulit melakukan lebih dari sekadar upaya minimum. Kami melihat ini terjadi di berbagai kelompok kerja yang didukung oleh KSI, dan juga dalam proyek-proyek lain yang sempat saya amati di masa lalu. Kelompok kerja yang paling efektif yang mampu memajukan agenda secara efektif adalah selalu kelompok kerja yang memiliki anggota yang merasa mampu mengekspresikan diri dan berkontribusi, sehingga hasil yang dicapai dipandang sebagai pencapaian bersama. Ini menciptakan dinamika positif yang akan membawa kita kepada agenda yang lebih menantang. "
Apa langkah berikutnya
Sambil menerapkan model ini bersama Knowledge Sector Initiative (KSI) di Indonesia, kami akan menunjukkan bagaimana perspektif sistem pengetahuan akan membantu pembuat kebijakan berinteraksi dengan produsen pengetahuan, enabler, dan perantara agar dapat menyesuaikan solusi kebijakan dengan masalah-masalah utama yang dihadapi negara ini. Saya mendorong Anda untuk membaca Policy Brief ini untuk mempelajari rincian mendalam mengenai model ini, pengalaman KSI, dan rekomendasi kami untuk membangun sistem pengetahuan yang lebih efektif. Saya dan rekan penulis saya mengharapkan masukan Anda mengenai model ini dan kami ingin mendengar tentang pengalaman Anda. Knowledge Systems: Evidence to Policy Concepts in Practice