Panduan Seminar Daring Inklusif bagi Peserta dengan Disabilitas

Penyandang disabilitas mengalami berbagai hambatan dalam mengakses informasi dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seminar daring. Panduan penyelenggaraan kegiatan berbasis online seperti seminar yang inklusif menjadi penting untuk memudahkan penyandang disabilitas, meningkatkan kesadaran akan hak penyandang disabilitas terhadap informasi, serta membuka ruang partisipasi yang setara bagi penyandang disabilitas.

Panduan Seminar Daring Inklusif bagi Peserta dengan Disabilitas

(Only in Bahasa Indonesia)

Seminar-seminar berbasis online tidak menguntungkan seluruh pihak. Hal ini karena banyak penyelenggara yang tidak mengedepankan pentingnya membuat suasana seminar dapat diakses oleh penyandang disabilitas. Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan, berbagai hambatan dialami penyandang disabilitas dalam mengakses informasi dan berpartisipasi dalam kegiatan seminar tersebut. Padahal, isu-isu yang dibahas sangat penting untuk diketahui penyandang disabilitas.

Secara umum, tidak dapat diaksesnya informasi melalui beragam forum Online diantaranya disebabkan oleh adanya kendala teknis seperti; 1) sinyal buruk di berbagai daerah di Indonesia, 2) tata letak pada aplikasi, 3) penyediaan Juru Bahasa Isyarat atau JBI, atau 4) tidak tersedianya juru ketik yang menuliskan percakapan dan diskusi yang terjadi untuk dapat dibaca oleh penyandang disabilitas Tuli, 5) pemateri yang tidak mendeskripsikan simbol, gambar dan data pada screen sharing power point atau 6) video yang ditayangkan yang disertai closed-caption atau subtitles.

Oleh karena itu, AIDRAN melihat pentingnya membuat sebuah panduan penyelenggaraan kegiatan berbasis Online seperti seminar, yang inklusif sehingga memudahkan penyandang disabilitas mengakses informasi. Selain itu, keberadaan panduang ini dapat meningkatan partisipasi penyandang disabilitas di ruang publik. Dengan adanya panduan penyelenggaraan kegiatan berbasis Online ini, maka tak hanya seminar yang mengangkat isu disabilitas saja yang menyadari perlunya kondisi inklusif dalam suatu forum, melainkan juga banyak forum disksi atau seminar dengan tema lainnya yang menciptakan kondisi yang serupa. Panduan ini tidak hanya dapat digunakan untuk mewujudkan forum yang inklusif, namun juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat pada umumnya untuk menghapus hambatan bagi penyandang disabiltias.

Panduan ini dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan yang melibatkan penyandang disabilitas. Proses observasi dan penelitian dilakukan oleh Syifa Fawzyah dengan melakukan diskusi kelompok dan interview dengan penyandang disabilitas di kota Malang. Interview mendalam dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dialami oleh penyandang disabilitas dalam mengakses seminar berbasis Online. Terakhir, Panduan ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak penyandang disabilitas terhadap informasi. Terpenuhinya hak penyandang disabilitas akan membuka ruang partisipasi yang setara bagi penyandang disabilitas.

  • Share: