(Only available in Bahasa Indonesia - This infographic has been published on Katadata.co.id, May 27, 2020)
Wabah Covid-19 menghantam berbagai sendi kehidupan di Indonesia. Memaksa masyarakat beradaptasi dengan kondisi kenormalan baru (new normal). Dalam situasi seperti ini, penelitian bidang ilmu sosial-humaniora memiliki peran penting untuk menangkap fenomena sosial yang terjadi.
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, para peneliti perlu bersiap untuk melakukan riset terhadap penyesuaian baru ini. “Kita bergerak dengan paradigma kenormalan baru atau new normal. Ini bisa menjadi bagian dari penelitian para peneliti, terutama bidang sosial-humaniora,” ujar Bambang dalam Dialog Peneliti/Perekayasa Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 di Jakarta, Senin (18/5).
Guna menghasilkan penanganan pandemi yang inklusif diperlukan sinergi antara penelitian soshum dan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Menurut Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Manneke Budiman, keduanya memiliki peran penting untuk mitigasi di segala sektor. Iptek hadir untuk menciptakan produk inovasi sedangkan soshum memotret kebermanfaatannya di masyarakat.